Tips Tepat Berkompromi dengan Pasangan

Selasa, 13 Desember 2011
Dalam menjalin hubungan tentu Anda dan pasangan Anda  pernah berbeda pendapat. Itu pasti karena Anda dilahirkan sebagai individu yang berbeda. Untuk menghidari debat berkepanjangan, Anda dan pasangan biasanya melakukan kompromi untuk menemukan jalan tengah yang sesuai dengan kepentingan bersama. Namun, tahukah Anda bahwa tak semua hal perlu dikompromikan. Ada hal-hal yang memerlukan ketegasan Anda, terutama bila menghadapi tuntutan dia yang berlebihan. Lalu masalah apa saja yang bisa dikompromikan dan tidak?
Berikut ini akan mengulas bagaimana cara tepat memilah/memilih serta menentukan masalah mana saja yang bisa dikompromikan dengan pasangan:

1. Kebiasaan buruk.
Kebiasaan buruknya yang suka lupa waktu, seperti ngaret saat janjian bertemu atau lupa hari jadi dan tanggal ulang tahun Anda, masih bisa Anda maafkan dan dikompromikan. Apalagi, bila pasangan memberikan surprice kecil untuk menebus kesalahannya. Untuk mengingatkannya, tak ada salahnya bila Anda mengutarakan harapan Anda padanya dan mencari solusi bersama. Misalnya dengan meminta si dia memasang alarm di ponselnya. Sehingga, meski dia sibuk, dia akan langsung ingat momen penting Anda berdua saat alarmnya berbunyi. Lagipula, kalau si dia benar-benar saying pada Anda, percayalah, dia tidak akan mengecewakan Anda berkali-kali dan membuat Anda selalu bersedih. Kesimpulan : Perlu Kompromi.


2. Beda Keyakinan.
Kita hidup di tengah perbedaan agama dan budaya yang beragam, jadi wajar saja kalau saat ini, Anda bertemu seseorang dengan keyakinan berbeda. Selama Anda dan si dia tetap saling menghargai keyakinan masing-masing, hubungan pasti bisa berjalan harmonis. Tapi, bila si dia mulai memaksa Anda untuk mengikuti keyakinannya, Anda tentu harus menentukan sikap. Karena, agama adalah keyakinan dari dalam hati yang prinsip dan tak boleh dipaksakan. Kecuali jika Anda ingin pindah keyakinan atau keinginan sendiri. Kesimpulan : Tidak Perlu Kompromi.

3. Investasi Bersama.
Menyenangkan memang bila kekasih Anda merelakan barang-barang miliknya menjadi milik Anda juga. Belum lagi, bila dia sudah memikirkan masa depan dan berniat menyiapkan investasi bersama, seperti menyiapakan tabungan atas nama Anda dan dia, serta mengajak menyicil apartmen bersama. Dunia semakin terasa menjadi milik Anda berdua. Tapi, ada baiknya Anda menghindari segala bentuk investasi bersama sebelum terikat dalam pernikahan. Mengapa? Saat ini rencana tersebut memang begitu indah dan terasa begitu romantic, tapi tak ada yang bisa menjamin kelanggengan hubungan Anda dan dia bukan? Jangan sampai, saat Anda dan si dia memutuskan hubungan, urusan investasi bersama ini justru menjadi boomerang bagi kedua belah pihak. Siapa yang akan melanjutkan cicilan, siapa yang berhak memiliki uang tabungan, dan sebagainya. Kesimpulan: Tidak Perlu Kompromi.

4. Berhubungan Dengan Mantan.
Tak perlu langsung cemburu buta, bila si dia masih menjalin hubungan dengan mantan pacarnya. Selama hubungan mereka masih wajar dan tak mengganggu hubungan Anda dengannya, berarti tak ada yang perlu dikhawatirkan. Ingat, Titi Dwijayati atau Titi DJ masih berhubungan baik dengan 2 mantan suaminya. Bila Anda tak suka si dia sering berkomunikasi dengan sang mantan, cobalah berterusterang padanya. Dalam sebuah hubungan, yang terpenting adalah rasa saling percaya. Toh, Anda juga tak bisa memusuhi semua mantan kekasih Anda bukan? Kesimpulan : Perlu Kompromi.

5. Banyak Menuntut.
Pacar Anda selalu inin Anda selalu ada di dekatnya dengan alasan tak ingin kehilangan. Tapi, dampaknya ia melarang Anda berkumpul bersama teman-teman Anda, bahkan meminta Anda berhenti bekerja, karena takut Anda dekat dengan salah satu teman pria/wanita di kantor. Pasangan yang baik tentu tak akan menghalangi kebiasaan Anda dalam bergaul dan meraih sukses. Bila ia tak bisa percaya dan emndukung kemajuan diri Anda, rasanya sudah saatnya mencari pria yang lebih tepat. Kesimpulan : Tidak Perlu Kompromi

6. Abusive.
Waspadai kebiasaan si dia yang suka memaki atau bahkan memukul Anda  saat ia sedang emosi. Tak ada alasan yang dapat membenarkan perilaku buruknya. Jangan terlena dengan penyesalan yang selalu ia tunjukkan setelah perilaku kasarnya pada Anda. Ingat, rasa saying tak ditunjukkan dengan kekerasan dan tak ada seorang pun yang berhak menyakiti Anda, termasuk kekasih yang mencintai Anda sekalipun. Kesimpulan : Tak Perlu Kompromi.

7. Penampilan.
Si dia lebih senang tampil casual denga t-shirt dan jeans, sedangkan Anda lebih suka melihatnya tampil rapi dengan kemeja. Tak perlu langsung menuntutnya untuk mengganti gaya berpakaian sesuai keinginan Anda. Agar tak terkesan menuntut cobalah buat kesepakatan berdua, misalnya sat pergi ke mal untuk nonton, si dia boleh memakai t-shirt kesayangannya. Tapi saat makan malam bersama keluarga Anda, ia harus memakai kemeja rapi. Tenang saja, si dia takkan keberatan kok menuruti keinginan Anda selama bisa membuat Anda senang. Kesimpulan : Perlu Kompromi

0 komentar:

Posting Komentar