Menghindari Kata-Kata Yang Menyakiti Hati Pacar

Selasa, 13 Desember 2011
Semakin dekat hubungan Anda dengan kekasih, biasanya semakin tak terjaga mulut dan ucapan Anda. Dalam artu, Anda merasa nyaman terhadapnya, sehingga lupa bahwa sekuat apapun cowok Anda, dia pun punya hal-hal yang sensitive dan peka terhadap kata-kata tertentu. Intinya adalah, Anda terkadang tanpa sadar mengatakan sesuatu yang di masa lalu mungkin tidak pernah Anda katakana karena ingin menjaga perasaannya. Baik dulu maupun sekarang, semestinya pun tetap menghormati perasaannya, seberapa nyaman pun hubungan Anda.

Berikut ini adalah tips untuk menghindari kata-kata atau kalimat-kalimat yang bisa menyakiti hati atau penyinggung perasaan pacar Anda:


1.”Kok gitu aja enggak bisa”.
Tahukah Anda apa yang paling menyakitkan bagi laki-laki pada kalimat it” Benar, kata ‘gitu aja’. Kalimat itu adalah pelecehan terhadap kemampuannya. Maksud Anda mungkin justru untuk memompa semangatnya. Padahal belum tentu apa yang sedang dihadapi adalah sesuatu yang menurut Anda mudah. Atau lebih gawat lagi, jangan-jangan itu adalah sesuatu di luar batas kemampuannya.

2. “Ah, kamu payah banget”.
Maksud Anda mungkin simple, hanya ingin memberikan ledekan ringan. Tidak ada maksud apa-apa. Bahkan malah Anda tidak bersungguh-sungguh menyampaikan makna ‘payah’ itu sama sekali. Tapi yang tertangkap olehnya bisa beda sama sekali. Namun ini tidak berlaku untuk pasangan yang ‘bermulut tidak sekolah’, yang sering bicara apa adanya tanpa masing-masing merasa tersakiti.

3. “Kemarin dia ngasih kado lucu banget, deh!”
Ini konteksnya Anda dpat hadiah dari mantan pacar pada saat ulang tahun Anda, misalnya. Ya bukan berarti Anda harus menutup rapat-rapat kado itu. Tapi jangan sekali-kali tampak terharu dan memeluk erat kado pemberian mantan di depan kekasih. Apalagi pakai tambahan sinar mata yang berbinar-binar. Sekalipun kado itu adalah Swarovski mahal yang jadi mimpi Anda selama ini. Lelaki pasangan Anda, biar bagaimana pun butuh dianggap sebagai satu-satunya lelaki yang bisa membahagiakan Anda. Memang sih, dia tahu kok kalau Anda tidak aan berpaling pada mantan, hanya karena kado itu. Tapi boleh kan kalau dia merasa terancam pada pernyataan dan sikap Anda itu?

4. “Lho, bukankah semua pria bisa melakukannya!”
Di kepalanya akan berkelebatan pernyataan-pernyataan, “Memangnya semua perempuan bisa masak? Dan aku tidak pernah complain  kalau kamu berantakan dan tidak pernah rapi membereskan meja kerja sekalipun”. Artinya, belum tentu ada hubungan antara jenis pekerjaan engan jenis kelamin seseorang. Itu gender, namanya. Jika Anda tidak mau diperlakukan seperti itu, maka Anda sebaiknya tidak mengatakan hal semacam itu pada pasangan. Atau pada siapa pun juga. Um…pekerjaan yang secara nature hanya bisa dilakukan laki-laki dan perempuan saja adalah ‘pembagian tugas’ dalam huungan seksual. Sisanya bisa relative.

5. “Sudahlah, kamu tidak perlu tahu soal ini.”
Siapa pun akan tersinggung ketika concern pada sesuatu, tahu-tahu diberi respon seperti ini. Namun bagi laki-laki, pernyataan tersebut sungguh menohoknya. Sampai hari gini, lelaki masih menganggap bahwa dialah yang me-lead pasangannya. Sehingga, seharusnya dialah yang paling mengetahui apa pun, untuk dapat menyelesaikan segalanya. Ketika dihadapkan pada pernyataan seperti itu, dia merasa seperti dibuang ke keranjang sampah. Dianggap tidak penting. Padahal, penting tidak penting posisinya bagi pasangan adalah hal yang penting baginya.

6. “Kan aku sudah bilang berkali-kali!”
Ini adalah problem dominasi wanita yang menggangu laki-laki. Bukan disini hasil perjuangan emansipasi R.A. Kartini diterapkan. Dia akan merasa posisinya jauh di bawah pasangannya. Pernyataan seperti itu biasanya dia peroleh dari ibunya, dulu ketika masih kecil. Sekarang, dia tidak ingin mendengar lagi karena tidak mau dianggap tidak mampu. Jika Anda menghormatinya, ucapkan kalimat seperti itu hanya dalam konteks bercanda, bukan ‘I’am telling you’. Jika Anda sudah sangat kesal karena dia mengulangi hal yang sama berulang-ulang kali, sampaikan keberatan Anda dalam situasi yang lebih santai, ketika ‘suhu kepala’ Anda sudah dingin.

0 komentar:

Posting Komentar